Sekarang, hampir semua hal di sekitar kita udah nyentuh yang namanya teknologi. Dari bangun tidur sampai tidur lagi, kita gak pernah lepas dari yang namanya gadget, internet, dan yang paling sering dibicarakan belakangan ini: kecerdasan buatan atau AI.
AI bukan lagi soal robot mirip manusia kayak di film. Bentuknya lebih halus, lebih diam-diam, tapi kerjanya nyata. Contohnya simpel, waktu lo buka TikTok dan kontennya pas banget sama selera lo, atau pas lo ngetik di Google dan dia langsung nebak apa yang mau lo cari. Itu semua kerjaan AI. Dia belajar dari kebiasaan kita, ngolah data, dan ngasih hasil yang makin lama makin akurat.
Di balik semua itu, teknologi ini lagi ngubah banyak hal. Dunia kerja, misalnya, sekarang makin tergantung sama AI buat nyari data cepat, bantu analisa, bahkan ambil keputusan. Di dunia pendidikan juga sama, banyak siswa dan guru mulai pakai AI buat bantu belajar. Gak heran kalau akhirnya muncul pertanyaan: “AI bakal gantiin manusia gak sih?”
Jawabannya? Bisa iya, bisa juga enggak. Yang jelas, AI bakal ngambil alih tugas-tugas yang sifatnya berulang dan teknis. Tapi buat hal-hal yang butuh empati, kreativitas, dan akal sehat, manusia tetap gak tergantikan. Jadi yang paling penting sekarang bukan takut sama AI, tapi belajar hidup bareng dia. Ngerti cara kerjanya, manfaatin buat hal positif, dan tetap pakai akal sehat di tengah dunia yang makin digital ini.
Karena pada akhirnya, teknologi itu cuma alat. Hebat atau enggaknya tergantung siapa yang pakai.